“Tentang IPB”

IPB

Institut Pertanian Bogor

IPB adalah singkatan dari Institut pertanian Bogor yang merupakan perguruan tinggi pertanian negeri yang berada di Bogor  dan lahir pada tanggal 1 september 1963 . IPB memiliki motto “mencari & memberi yang terbaik”. Dari sisi sejarahnya IPB merupakan bentukkan lembaga-lembaga pendidikan menengah dan tinggi pertanian dan juga kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke 20 di Bogor. Kampusnya juga ada 5 yaitu kampus IPB  Baranang siang, kampus IPB Dramaga, kampus IPB Gunung gede, kampus IPB cilibende, dan kampus IPB Taman kencana. Dan baru-baru ini yang saya ketahui adalah ternyata sekolah bisnis IPB terbaik ketiga di Asia tenggara. Penyelenggaraan program Diploma di Institut Pertanian Bogor sudah dimulai sejak tahun 1980. Pada tahun 1990 penyelenggaraan program Diploma diintegrasikan dalam pengelolaan fakultas dan jurusan , dan saat itu terdapat 34 program studi .

Program studi di IPB dikelola 9 fakultas , 1 sekolah pascasarjana dan program Diploma. Untuk mahasiswa baru IPB , dalam mencari hunian tidak perlu lagi khawatir karena pada tahun pertama disediakan student dormitory atau asrama yang dimana mempunyai kapasitas 3000 orang putera dan puteri.

Dari segi prestasi, IPB memiliki prestasi yang meningkat signifikan pada tahun 2012, IPB menempatkan diri sebagai juara kedua di PIMNAS XXV yang diikuti 93 perguruan tinggi. Dalam kompetisi tahunan dalam bidang penelitian ilmiah mahasiswa, IPB meraih 5 penghargaan setara emas, 3 penghargaan setara perak, dan 2 penghargaan setara perunggu pada kategori presentasi. Namun , prestasi tersebut hanya sebagian kecil dari segudang prestasi yang diraih IPB dari 2008 hingga 2012 , rataan indeks prestasi (ipk) Mahasiswa tingkat persiapan(TPB) IPB meningkat cukup tajam , dan yang saya tahu tentang IPB yaitu adalah IPB menempati urutan pertama mengenai tingkat pengawasan yang ketat saat SNMPTN jalur tertulis untuk jurusan Ipa tahun 2012 kemarin. IPB juga pernah meraih penghargaan MURI pada 23 april 2012 atas prestasinya menemukan beras non padi pertama kemudian pada 26 april 2012, IPB berhasil meraih predikat sebagai perguruan tinggi dengan registrasi dan perolehan paten terbanyak di Indonesia pada Direktorat hal atas kekayaan intelektual, Kemenkumham.

Banyak sekali prestasi yang di sandang oleh IPB sehingga tidak heran banyak yang mengidolakannya termasuk saya. Namun, untuk masuk ke IPB tidaklah mudah karena membutuhkan proses penyaringan yang ketat sehingga, yang dapat masuk ke IPB memang benar-benar calon mahasiswa yang cerdas.

Jika sobat ingin lebih mengetahui secara detail tentang kampus ini dapat mengunjungi Website IPB di http://www.ipb.ac.id dan Admisi IPB di http://www.admisi.ipb.ac.id

penjelasan “Karena petani aku bisa makan nasi”

karna petani aku bisa makan nasi

Karena petani aku bisa makan nasi

Anda tentunya sudah tahu bahwa nasi adalah makanan pokok orang Indonesia. Memang masing-masing daerah punya makanan khas tersendiri namun sebagian dari mereka sangat bergantung dengan nasi. Jadi, mungkin bisa saya katakan mereka tidak bisa makan kalau tidak ada nasi. Memang benar akhir-akhir ini saya dengar tingkat konsumsi beras Indonesia adalah 130-140 kg per orang per tahun.

Sama sepertiku yang tidak bisa merasa kenyang kalau tidak ada nasi. Di ujung timur Indonesia tempat pertama kalinya matahari menampakkan dirinya di bumi ibu pertiwi. yah…. Papua merupakan tempat kelahiranku. Disini aku tidak bisa menjumpai padi tumbuh dengan subur . Mungkin di beberapa daerah tertentu di Papua ada yang sudah bisa menanam padi. Namun, untuk di daerahku Fakfak papua barat belum kujumpai. Kakek saya pernah mencoba menanamnya  namun, mati karena karakteristik di daerahku yang bebatuan apalagi dengan cuaca yang cukup terik dan panas. Jelas hal itu membuat padi tidak dapat tumbuh subur.

Alhasil dari semua itu, aku tidak tahu cara menanam padi dan bagaimana proses pembuatannya hingga menjadi beras yang kemudian diolah menjadi nasi untuk mengisi perutku setiap hari. Hanya melihat dari TV dan kemudian ku coba untuk menemukannya di Google dengan harapan aku dapat mengerti tapi semua itu membuatku menjadi bertambah penasaran. Bagaimana rasanya menanam padi? ingin sekali aku terjun langsung ke sawah berbaur dengan petani dan juga ingin sekali aku memeluk mereka dan katakan “Terimakasih” tidak berlebihan memang, karena  Aku tidak bisa membayangkan apa jadinya kita tanpa seorang petani? yang tanpa kita sadari memberi kita sesuap nasi setiap hari. Kita bisa makan nasi karena mereka , dan di dalam pertumbuhan kita tentunya terselip peran kecil mereka.

Menjadi seorang petani bukan hal yang mudah setiap harinya ia harus memantau padi yang ditanamnya. Namun, walau dia sudah memantau setiap hari tentunya ada faktor-faktor tertentu diluar kendalinya seperti masalah kekeringan,banjir,serangan hama ataupun penyakit lainnya. Lihat betapa sulitnya menjadi seorang petani bukan?

Untuk itu kita seharusnya bisa memberikan apresiasi kecil kepada mereka misalnya saja dengan tidak membuang nasi ketika nasi tersebut belum basi. Dengan langkah kecil ini sebenarnya kita sudah dapat memberikan sebuah apresiasi terhadap para petani. Karena ingatlah, tanpa seorang petani kita tidak bisa mengkonsumsi nasi setiap harinya. karena kerja keras mereka kita dapat mengisi perut kita dengan sesuap nasi setiap harinya. kita harus berpegang teguh bahwasanya tanpa petani kita tidak bisa makan nasi yang dimana merupakan makanan pokok kita. Jika kita tidak bisa ataupun enggan mengkonsumsi pengganti nasi seperti jagung,ubi dan lainnya. Seharusnya kita lebih-lebih lagi menghargai seorang petani. Ketika melihat berita di TV,koran,radio, dan lainnya kemudian menjumpai petani yang tengah gagal panen saya sangat berempati terhadap mereka. Karna petani aku bisa makan nasi!

Untuk petani-petani di seluruh Indonesia dalam tulisan kecilku ini aku sangat berterimakasih engkau telah memberiku sesuap nasi setiap harinya. Karna aku sadar bahwa aku berdomisili jauh dari tempat tumbuhnya padi yakni di Papua.

Terakhir, aku ingin menantang IPB sanggupkah mereka mewujudkan impianku yakni mempertemukan aku dengan petani padi yang sudah memberiku sesuap nasi setiap hari?